Pesimis Dengan Kondisi JC
JAKARTA-Penyelesaian konflik sepak
bola Indonesia bakal semakin suram. Itu setelah Ketua Joint Committee (JC),
Todung Mulya Lubis, memutuskan mundur dari komite yang yang dibentuk untuk
rekonsiliasi dualisme PSSI dan kompetisi tersebut.
’’Saya sibuk dengan pekerjaan lain. Susah bagi waktu,’’ kata lelaki yang berprofesi sebagai pengacara tersebut saatdihubungi, kemarin (31/10).
Menurut Todung, posisinya di JC benar-benar menyita waktu karena dia menganggap pekerjaan di JC tidak akan bisa terselesaikan dalam waktu dekat. Bahkan, dia pesimis terbentuknya JC tak akan bisa mencapai titik temu antara dua kubu yang berkonflik.
’’Kerjaan disini (JC)
berkepanjangan. Saya melihat komposisi dan design JC tidak memun gkinakan titik temu. Dengan empat
(anggota) lawan empat, sulit untuk cari titik temu dan ujung-ujungnya deadlock,’’
terangnya.
Kendati demikian, Todung menyebut
sebenarnya sudah cukup banyak hasil yang dicapai dari kerja JC. Tapi, karena
dia sudah memprediksi tidak akan ada jalan keluar, maka dirinya enggan
melanjutkan karena merasa tidak produktif.
’’Saya punya hak untuk mundur. Tidak
ada intimidasi. Nanti ketum tinggal tunjuk orang,’’ tandasnya.
Sementara itu, Djohar Arifin
mengakui telah menerima surat pengunduran diri dari Todung. Langkah
lanjutannya, PSSI akan menyerahkan masalah mundurnya Todung ke tim task
force AFC.
Terkait pengganti ketua JC, Djohar
menyebut belum ada nama yang dipikirkan karena menilai belum ada dampak lebih
lanjut pasca mundurnya Todung. Dia bahkan terlihat pesimistis dengan kelanjutan
JC
’’Siapapun penggantinya akan sama
saja, karena kondisinya seperti ini. Biarkan task force mencari
penggantinya,’’ tutur Djohar.
Di sisi lain, Anggota JC dari kubu
KPSI, Joko Driyono mengaku tak bisa memberikan komentar lebih jauh. Terkait
apakah akan ada pengganti atau kemudian Deputi Chairman JC, Djamal Aziz yang
mengganti posisi Todung, Joko belum tahu pasti.
’’Dalam panduannya JC, tidak diatur
secra sepesifik tentang itu. Dengan JC yang ada saat ini, tentu dalam
sifat-sifat normative deputi chairman bisa menggantikan peran. Tapi
keputusan apapun sifatnya kolektif,’’ tegasnya.
Terkait alasan Todung yang
menganggap tidak ada titik sepakat, Joko menilai itu konsekuensinya yang akan
muncul karena JC sejak awal datang sebagai utusan pihak tertentu.
’’Jika JC bisa melewati dari
persepsi sekedar mewakili, maka kita bisa melakukan dari apa yang kita capai
sekarang,’’ tandasnya. (aam)
No comments:
Post a Comment